TI KEPERAWATAN KELOMPOK 7
  • home
  • features
  • _No sidebar
  • _right sidebar
  • _Left sidebar
  • social media
  • FLEX
  • living
  • culture
  • Shop
facebook twitter google plus pinterest Instagram
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA DIRI DAN HARGA DIRI Obesitas merupakan masalah terberat untuk remaja. Dampak yang dihasilkan sangat banyak, membuat anak-anak remaja tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Mereka akan meresa tertekan karena dengan obesitas akan ada cemoohan dari orang diluar. Dari beberapa penelitian remaja-remaja yang mengalami obesitas maka akan mengalami perubahan sifat seperti lebih diam dan tertutup. Remaja masih memiliki pola pikir yang sangat labil, mereka masih emosional dan mudah terbawa oleh situasi. Remaja hanya melihat sundut pandang fisik dirinya saja, padahal belum tentu itu buruk bagi orang lain tetapi ia sendiri sudah merasa kurang percaya diri karena memiliki tubuh yang gemuk dan kurang sempurna. Remaja-remaja yang mengalami obesitas dapat ditingkatkan harga dirinya agar mereka juga memiliki kehidupan yang seperti semula. Banyak sekali remaja yang mengalami obesitas karena perkembangan dan pertumbuhan tubuh. Kebanyakan remaja yang obesitas adalah perempuan. Obesitas yang terjadi pada anak remaja laki-laki akan beda dengan perempuan, tinkat kepercayaan diri nya lebih tinggi laki-laki jadi mereka masih percaya bahwa dia seperti teman-temannya yang lain. Tidak hanya obesitas tetapi dengan penampilan fisik lainnya seperti hipanik dan orang yang memiliki kelainan kulit putih maka mereka akan merasa kurang percaya diri dan harga dirinya rendah, meraka akan merasa malu ketika akan melakukan aktivitas. Orang-orang yang merasa kurang nyaman dengan sekitar maka mereka bisa melakukan hal-hal negatif seperti mengonsumsi alkohol, merokok, dan narkoba. Pesan dari saya adalah jangan mudah mengejek orang karena kekurangan atau keterbatasannya karena kita tidak tau apa kelebihan yang dimilikinya karena yang terlihat adalah fisik yang kurang sempurna. Dengan berkata sedikit membuat tersinggung orang maka kamu mebuat seseoramg tersebut menjadi kurang percaya diri. Dengan ini kita dapat meningkatkan kepercayaan diri mreka dengan cara program diet dan meningkatkan kualitas makanan yang seimbang.
Record music and voice >> DAFTAR PUSTAKA Emmanuele Maria M., Fabio F., Salvatore S., & Carmela M. 2018. Depression sign, Teasing and Low Self-esteem in Female Obese Adolescents : a clinical evaluation. Mediterranean Journal of Clinical Psychology MJCP, 6(1), 2282-1619. Sorga Perucha Iful Prameswari, Siti Aisyah, dan Mifbakhuddin. 2013. Hubungan Obesitas dengan Citra Diri dan Harga diri pada Remaja Putru di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas, 1 (1), 52-61. Meyske k., Moha Hendro Bidjuni, dan Jill Lolong. 2017. Hubungan Obesitas Dengan Harga Diri pada Remaja di SMA Negeri 1 Limboto Kec Limboto Kab Gorontalo. E-journal Keperawatan (e-Kp), 5(1).
0
Share

PERAN ORANG TUA TERHADAP PENCEGAHAN NAPZA


Narkoba kini menjadi ancaman baru bagi generasi muda. Banyak generasi penerus
bangsa yang terjatuh ke dalam lubang hitam narkoba dan sulit untuk keluar lagi. dampak yang
ditimbulkan dari hal ini pun sangat kompleks dan saling berkaitan sehingga membutuhkan peran
berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan ini. lingkungan yang paling dekat dan sangat
berpengaruh bagi generasi muda adalah keluarga, terutama orang tua sehingga orang tua
diharapkan dapat berperan lebih untuk menyelamatkan anaknya dengan beberapa cara seperti
berikut ini :
1. menjadi pematik agar anak lebih berpikir kritis
2. mendengarkan cerita anak tentang teman dan kehidupan sehari-harinya
3. menggunakan cinta dan kepercayaan dalam berhubungan dengan anak
4. mampu menjadi panutan, sumber informasi utama, pemimpin, dan pengawas bagi
anak
5. mampu menanamkan nilai moral pada anak sejak dini
6. mampu menjadi role model dan motivator bagi anak
7. memberikan kasih sayang secara maksimal dan selalu meluangkan waktu bagi anak
8. mengajak anak diskusi untuk menyelesaikan masalah sejak dini
9. memiliki strategi-strategi khusus dalam mengasuh anak
10. tidak menggunakan pola asuh yang otoriter
11. mau dan mampu bekerjasama dengan lembaga lain untuk mencegah anak
menyalahgunakan narkoba

Orang tua merupakan pendikik pertama bagi anak sehingga bagaimana bersarnya anak
tergantung pada pola asuh orang tua sejak kecil. Anak membutuhkan kasih sayang, tidak hanya
materi yang berlimpah sehingga orang tua sebaiknya tidak hanya berorientasi pada mencari
materi namun juga memberikan waktunya bagi anak agar anak tetap terpantau dan dekat dengan
orang tuanya. Karena masa depan bangsa tergantung pada generasi mudanya.

Daftar pustaka :
Wahyu Beny Mukti Setiyawan. 2014. Pentingnya peran orang tua dalam upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba. Skripsi.
Adisa Sator, E. Colakovic, T. Hrnjicic.2009. The Role of Parents in Preventing Drug Abuse.
21(4), public health journal.
Iredho Fani Reza. 2016. Peran Orang Tua Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Pada Generasi Muda. 2(1). Jurnal psikologi
0
Share
GOLDEN AGE, APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANG TUA?
Perkataan “ wah, cepet banget ya. Tau-tau udah gede aja sekarang” sering terdengar bagi kita, hal tersebut menunjukan bahwa perkembangan anak sering kali tidak terlalu disadari dan cenderung kurang diberi perhatian khusus. Akan lebih baik jika anak mendapat perhatian lebih dan dukungan secara maksimal seperti waktu, kesempatan, dorongan, sarana, lingkungan, hubungan yang harmonis dalam keluarga, cara mendidik yang baik, serta kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dari orang tua pada masa perkembangannya terutama pada usia 0-5 tahun atau yang sering dikenal sebagai Golden Age, menurut Sunarto dan Agung Hartono,dalam buku Perkembangan Peserta Didik,menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki pola perkembangan yang dapat dikatakan sangat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain sebagai berikut :
  1. Memberikan stimulus
Stimulus dapat diberikan dengan berbagai metode seperti permainan atau mengajak anak diskusi dengan maksut untuk merangsang anak agar dapat beradaptasi, menyelesaikan masalah, managemen waktu dan memahami posisinya di lingkungan sosial. Selain itu, anak juga dapat menambah kosa kata baru dan meningkatkan kecerdasan serta melatih anak untuk aktif bergerak.
  1. Memberikan gizi yang baik
Selain memberikan stimulus, anak juga memerlukan gizi yang sangat baik agar perkembangan anak maksimal. Otak dan fisik yang sedang berkembang memerlukan berbagai gizi untuk mendukung pertumbuhannya.

  1. Saling memahami
Hubungan yang baik antara orang tua dan anak akan sangat membantu dalam proses mendidik anak sampai kapanpun. Orang tua akan memahami apa yang diinginkan dan potensi anak sehingga akan mempermudah orang tua dalam menentukan sikap dan metode parenting yang tepat agar anak dapat diarahkan tanpa paksaan.  

Sedikit tips diatas diharapkan dapat membantu untuk memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anak pada masa emas perkembangannya sehingga akan tercipta generasi-generasi yang unggul untuk bangsa Indonesia kedepannya. Diharapkan akan banyak bermunculan generasi penerus bangsa yang kuat fisiknya, cerdas dan bersosial serta bermoral.

Daftar pustaka
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana, 2010)
Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung : Alfabeta, 2010), hal. 24
Muhibbin Syah, Psikologi Pandidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung : PT. Remaja Rosda karya, 2010), hal. 62-63

0
Share

PERTOLONGAN PERTAMA MENCEGAH TERJADINYA KEJANG DEMAM PADA ANAK


Kejang demam (febris convulsion/stuip/step) yaitu kejang yang timbul pada waktu demam yang disebabkan oleh proses di diluar kepala misalnya karena ada nya infeksi di saluran pernapasan, telinga atau infeksi di saluran pencernaan dan biasanya dialami anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Bila anak sering kejang, utamanya dibawah 6 bulan, kemungkinan besar mengalami epilepsy (Lusia, 2015).
Angka kejadian kejang demam di Indonesia mencapai 2% sampai 4% dari tahun 2005 sampai 2006. Untuk provinsi Jawa Tengah tahun 2012-2013 mencapai 2% sampai 3 %. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Surakarta, angka kejadian di wilayah Jawa Tengah sekitar 2 % sampai 5% pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun setiap tahunnya (Kemenkes, 2011).
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kejang demam menurut Lumban Tobing (2003) :
1.      Demam itu sendiri, yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.
2.      Efek produk toksik daripada mikroorganisme
3.      Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
4.      Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
5.      Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau enselofati toksik sepintas
Peran orang tua sangatlah diperlukan untuk memberikan pertolongan pertama saat terjadi kejang pada anak.  Oleh karena itu, orangtua perlu mengrtahui tanda-tanda awal kejang demam pada anak.Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam dimana anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat, kemudian kaku, kejolotan, dan memutar matanya. Anak tidak responsive untuk beberapa waktu, dan kulit tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kejang anak akan kembali normal kembali.
Langkah awal yang dapat dilakukandalam melakukan pertolongan pertama untuk mencagah terjadinya kejang padaanak demam, yaitu :
1.      Segera memberi obatpenurun panas
2.       Kompres air biasa atauhangat yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan paha.
3.      Beri anak banyak minum danmakan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air, bisaberupa jus, susu, teh, dan minumanlainnya.
4.      Jangan selimuti anak denganselimut tebal, selimut dan pakaian tebaldan tertutup justru akan meningkatkansuhu tubuh dan menghalangi penguapan.(Candra, 2009).
 Ketika terjadi kejang dantidak berhenti setelah lima menit,sebaiknya anak segera dibawa ke fasilitaskesehatan terdekat. Jika anak pernahmengalami kejang demam di usia pertamakehidupannya, maka ada kemungkinan iaakan mengalami kembali kejang meskipun temperatur demamnya lebih rendah(Candra, 2009)

DAFTAR PUSTAKA
Candra, 2009,Kejang Demam.Available: http://www.scribd.com/doc/15689407, 9 Juni 2019
Kementrian Kesehatan. (2012). Pusat Data dan Informasi. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Lumbantobing,SM.2003.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI
Lusia.(2015). Mengenal Demam dan Perawatannya pada Anak. Surabaya: Airlangga University Press (AUP)



0
Share
Beranda

About Us

Kelompok 7 Mata Kuliah Teknologi Informasi, Departemen Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Blog Teman

  • Alifia

Postingan Populer

Jam

Kelompok 7

About us

Blog Kelompok 7
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ▼  2019 (4)
    • ▼  Juni (4)
      • HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA DIRI DAN HARGA DIRI
      • PERAN ORANG TUA TERHADAP PENCEGAHAN NAPZA
      • GOLDEN AGE, APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANG TUA?
      • PERTOLONGAN PERTAMA MENCEGAH TERJADINYA KEJANG DEM...
Copyright © 2019 TI KEPERAWATAN KELOMPOK 7

Created with by Beauty Templates | Distributed by Gooyaabi Templates